Hubungan antara Tegangan, Hambatan, dan Kuat Arus pada Rangkaian Listrik Arus Searah
Hubungan antara Tegangan, Hambatan, dan Kuat Arus pada Rangkaian Listrik Arus Searah
Dari pendefinisian
besaran R (hambatan) oleh Ohm itu dapat memotivasi para ilmuwan untuk
mempelajari sifat-sifat resistif suatu bahan dan hasilnya adalah semua bahan di
alam ini memiliki hambatan. Berdasarkan sifat resistivitasnya ini bahan dibagi
menjadi tiga yaitu konduktor,
isolator dan semikonduktor.
Konduktor memiliki hambatan yang kecil sehingga daya hantar listriknya baik.
Isolator memiliki hambatan cukup besar sehingga tidak dapat menghantarkan
listrik. Sedangkan semikonduktor memiliki sifat diantaranya.
Dari sifat-sifat yang
dimiliki, kemudian konduktor banyak di gunakan sebagai penghantar. Bagaimana
sifat hambatan penghantar itu? Melalui eksperimen, hambatan penghantar
dipengaruhi oleh tiga besaran yaitu sebanding dengan panjangnya l, berbanding
terbalik dengan luas penampangnya A dan tergabung pada jenisnya ρ. Dari
besaran-besaran ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
A. Susunan Hambatan
Hambatan (resistor) dapat dirangkai secara seri, paralel ataupun
gabungan antara seri dan paralel.
1. Susunan Seri
Susunan rangkaian
hambatan seri
Hambatan pengganti dan rangkaian hambatan seri
Pada hambatan yang
disusun seri berlaku ketentuan sebagai berikut.
1) Kuat arus yang
melalui tiap-tiap hambatan adalah sama dan sama dengan kuat arus yang melalui
hambatan pengganti seri (I).
I1 = I2 =
I3 = In = I5
2) Tegangan pada hambatan pengganti seri (V5)
sama dengan jumlah tegangan pada tiap-tiap hambatan
Vs = V1 + V2 +
V3 + … + Vn
3) Tegangan pad a
tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya
V1 : V2 :
V3 : Vn =R1 :
R2 : R3 =
Rn
4) Hambatan pengganti
seri sama dengan jumlah tiap-tiap hambatan
Rs = R1 + R2 +
R3 + … + Rn
Hambatan-hambatan yang
disusun seri berguna untuk memperbesar hambatan serta sebagai pembagi tegangan.
Jika terdapat n buah hambatan yang masing-masing besarnya = R dan dipasang
seri, maka:
Rs = n x R
2. Susunan Paralel
Susunan rangkaian
hambatan paralel
Hambatan pengganti dari rangkaian hambatan paralel
Pada hambatan yang disusun paralel berlaku ketentuan sebagai berikut.
1) Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah
kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan.
Ip = I1 + I2 + I3 + ….+ In
2) Tegangan pada tiap-tiap hambatan adalah sama dengan tegangan hambatan
pengganti paralel.
V1 = V2 = V3 = Vn = Vp
3) Kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan sebanding dengan kebalikan
hambatannya.
Hambatan-hambatan yang disusun secara paralel berguna untuk memperkecil
hambatan serta sebagian pembagi arus.
4) Hambatan pengganti paralel dapat dihitung dengan persamaan :
Khusus untuk dua buah hambatan yang dirangkai secara paralel besar hambatan
penggantinya dihitung dengan persamaan :
Sedangkan untuk n buah hambatan yang masing-masing besarnya = R dan
dirangkai paralel dapat dihitung dengan persamaan :
B. TEGANGAN
Tegangan
listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial
listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah,
rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan
objek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju
tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari
tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
Alat yang dipergunakan
untuk mengukur besar tegangan listrik, antara lain: voltmeter, dan osiloskop.
Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus dalam sirkuit ketika dilewatkan
melalui resistor dengan nilai tertentu. Sesuai hukum Ohm, besar tegangan sebanding dengan besar arus untuk nilai
resistansi sama. Prinsip kerja potensiometer adalah menimbang tegangan yang
diukur dengan tegangan yang sudah diketahui besarnya dengan menggunakan sirkuit
jembatan. Sedang osiloskop bekerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur
untuk membelokkan elektron di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta
grafik dari elektron yang telah dibelokkan. Grafik ini sebanding dengan besar
tegangan yang diukur.
C. ARUS LISTRIK
adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. [1] Arus listrik dapat diukur dalam
satuan Coulomb/detik atau Ampere.[1] Contoh arus listrik dalam
kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere ()
seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere
(kA) seperti yang terjadi pada petir.[2][3] Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah
konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai
dengan hukum Ohm.[1]
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional.[4] Satuan internasional untuk arus
listrik adalah Ampere (A).[4]Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7Newton/meter di
antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang
Comments
Post a Comment